Minggu, 04 Desember 2016

Klasifikasi Morfem


1.      Klasifikasi Morfem
Dalam kajian morfologi ada beberapa morfem yang dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, seperti kriteria kebebasan, keutuhan, makna, dan sebagainya. Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis morfem itu :
a)      Morfem bebas dan Morfem tak bebas (terikat)
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan. Contohnya, morfem (pulang), (merah), dan (pergi). Dan morfem bebas ini berupa morfem dasar. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Dalam hal ini semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk dalam morfem terikat. Contoh dari morfem terikat yang berupa morfem dasar seperti (henti), (juang), dan (geletak). Untuk dapat digunakan ketiga morfem ini harus terlebih dahulu diberi afiks atau digabung dengan morfem lain. Misalnya, (juang) akan menjadi berjuang, pejuang. Dan daya juang; henti harus digabung dulu dengan afiks tertentu seperti menjadi berhenti, perhentian, dan menghentikan; dan geletak harus diberi imbuhan terlebih dahulu. Misalnya menjadi tergeletak, dan menggeletak. adanya morfem bebas dan terikat dapat dibuat table menjadi.
                        Bebas              Dasar
Morfem                                    
                        Terikat             Dasar
                                                Afiks
Catatan yang perlu dikemukakan yang berkenaan dengan bentuk dasar terikat sebagai berikut :
Pertama, bentuk dasar terikat seperti gaul, juang, dan hentilazim juga disebut bentuk prakatogorial karena bentuk-bentuk tersebut belum memiliki katagori sehingga tidak dapat digunakan dalam pertuturan.
Kedua, Verhaar (1978) juga memasukkan bentuk-bentuk seperti beli, baca, dan tulis kedalam kelas kelompok prakategorial, karena digunakan ke dalam kalimat yang terlebih dahulu diberi prefiks me-, prefiks di-, atau previks ter-.
Ketiga, bentuk-bentuk yang seperti renta (yang hanya muncul pada kata tua renta), kerontang (yang hanya muncul pada kata kering kerontang), dan kuyup (yang hanya muncul pada kata basah kuyup). Dikatakan sebagai morfem terikat karena hanya muncul dengan pasangan tertentuk (morfem unik).
b)      Morfem utuh dan morfem terbagi
Perbedaan morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan keutuhan bentuk yang dibedakan dengan adanya adanya morfem utuh dan morfem terbagi. semua morfem dasar baik bebas maupun terikat, seperti prefiks, infiks, dan sufiks termasuk morfem utuh. Sedangkan morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang terpisah. Umpamanya pada kata Indonesia kesatuan terdapat satu morfem utuh, yaitu {satu} dan satu morfem terbagi, yakni {ke-/-an}. Sehubungan dengan morfem terbagi ini.
c)      Morfem segmental dan morfem suprasegmental
Perbedaan morfem segmental dan morfem suprasegmental berdasarkan jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi yang dapat disegmentasikan adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa cina, Thailand, dan Burma.
d)     Morfem alomorf zero/nol
Dalam linguistik deskriptif ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa “kekosongan”.
e)      Morfem bermakna leksikal dan tak bermakna leksikal
morfem bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses terlebih dulu dengan morfem lain. Sebuah morfem dikatakan disebut bermakna leksikal karena didalam dirinya, secara inheren, telah memiliki makna . semua morfem dasar bebas seperti (makan), (pulang) , dan (pergi) termasuk morfem bermakna leksikal. Sebaliknya, morfem afiks seperti (ber-) (ke) dan (ter-) termasuk morfem tak bermakna leksikal. Unsure morfem leksikal dapat langsung menjadi unsure dalam pertuturan, sedangkan morfem tidak bermakna tidak bisa.
2.      Morfem Dasar, Pangkal, dan Akar
Istilah morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Jadi, bentuk-bentuk seperti (beli), (juang), dan kucing) adalah morfem dasar. Morfem dasar ini ada yang termasuk morfem bebas seperti (beli), (kucing), dan (pulang), tetapi ada pula yang termasuk morfem terikat, seperti (juang), (henti), dan (tempur). Sedangkan morfem afiks seperti (ber-), (di-), dan (an-) jelas semuanya termasuk morfem terikat.
                                                            Bebas
                                    Dasar               terikat
Morfem
                              Afiks (semuanya terikat)
Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau base didalam suatu morfologi. Artinya, dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, dapat diulang pada proses reduplikasi, atau juga dapat digabung dengan morfem yang lain dalam suatu proses komposisi atau pamejemukan.
Istilah pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif, atau pembubuhan afiks inflektif. Proses pembentukan verba transitif yakni verba yang berprefiks me-, (yang dapat diganti dengan di-, prefiks ter-, an prefiks zero-,) misalnya pada kata membeli pangkalnya adalah beli, dan pada kata kata mendaratkan adalah darat dan pada kata menangisi adalah pangal tangisi.
Istilah akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya, akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya ditanggalkan. Seperti pada kata memperlakukan setelah semua afiksnya ditinggalkan (yaitu prefiks me-, prefiks ber-, dan sufiks kan-.) dengan cara tertentu, maka yang tersisa hanya akar laku. Dan akar laku ini tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi tanpa merusak akar makna akar kata tersebut. Kata keberterimaan pun sama bentuk akar terima tidak dapat dianalisis leih jauh lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar