Proses
Morfologi
Proses
morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu
bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan). Pengertian proses morfologi menurut
para ahli ada beberapa macam. Yakni, Sudaryanto (1992: 15) menjelaskan
bahwa proses morfologis merupakan proses pengubahan kata dengan cara yang
teratur atau keteraturan cara pengubahan dengan alat yang sama,menimbulkan
komponen maknawi baru pada kata hasil pengubahan, kata baru yang dihasilkan
bersifat polimorfemis. (Ramlan, 1987: 51) menyatakan
bahwa proses morfologi ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya. Samsuri (1988: 190), mendefinisikan
proses morfologis sebagai cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan
morfem yang satu dengan yang lain. Proses morfologi tentu berlaku pada setiap
bahasa.Pada bahasa Jawa, proses pembentukan kata terdiri atas tiga proses,
yaitu proses afiksasi, proses pengulangan, dan proses pemajemukan.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa proses morfologi adalah
proses pembentukan kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
Sebelum
diuraikan lebih lanjut tentang ketiga proses morfologis di atas perlu
ditegaskan terlebih dahulu tiga istilah pokok dalam proses ini, Yaitu kata
dasar, bentuk dasar, dan unsure langsung.
Kata
dasar
|
kakata
yang belum berubah, belum mengalami proses morfologis, baik berupa proses
penambahan imbuhan, proses pengulangan, maupun proses pemajemukan.
|
Bentuk
dasar
|
bebentuk
yang menjadi dasar dalam proses morfologis, dapat berupa kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, dan dapat pula berupa kata majemuk.
|
Unsur
langsung
|
bebentuk
dasar dan imbuhan yang membentuk kata jadian.
|
1.
Afiksasi
Afiksasi
adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar, afiksasi
adalah proses penambahan afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem terikat dan
dapat ditambahkan awal kata Abdul Chaer (1994:177). Menurut KKBI afiksasi
adalah proses atau hasil penambahan afiks (prefiks, konfiks, sufiks) pada kata
dasar. Kemudian diperjelas oleh Yasin (1987:50) afiksasi ialah proses
pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk
kompleks untuk membentuk kata. Menurut M. Ramlan (1987:55) afiks ialah
suatu gramatikal terikat yang didalam suatu kata merupakan unsure yang bukan
kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan
lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
Jadi, menurut
saya afiksasi adalah pertumbuhan afiks pada bentuk dasar.
a)
Pembentukan
verba
Afiks-afiks
pembentuk verba adalah :
·
prefiks ber-
·
konfiks dan klofiks ber-an
·
koofiks ber-kan
·
sufiks –kan
·
sufiks –i
·
prefiks per-
·
konfiks per-kan
·
prefiks me-
·
prefiks di-
·
prefiks ter-
·
prefiks ke-
·
konfiks ke-an
berikut ini adalah penjelasannya !!
·
Verba
Berprefiks Ber-
Bentuk dasar dalam pembentukan verba
dengan prefiks ber- dapat berupa:
o
Morfem dasar terikat,
seperti terdapat pada kata bertempur, berkelahi, berjuang, bertikai dan
berhenti. Bentuk dasarnya yang berupa morfem dasar terikat: tempur,
kelahi, juang, tikai, dan henti.
o
Morfem dasar bebas,
seperti terdapat pada kata berladang, beternak, bekerja, bernyanyi, dan bergaya.
Bentuk dasarnya yang berupa morfem dasar bebas: ladang, ternak, kerja,
nyanyi, dan gaya.
o
Bentuk turunan berafiks,
seperti terdapat pada kata berpakaian (bentuk dasarnya pakaian),
beraturan (bentuk dasarnya aturan), berkekuatan (bentuk
dasarnya kekuatan), berkebangsaan (bentuk dasarnya kebangsaan),
berpenghasilan (bentuk dasarnya penghasilan) dan berpendapatan
(bentuk dasarnya pendapatan). Jadi, di sini prefiks ber-
diimbuhkan pada dasar yang terlebih dahulu sudah diberi afiks lain. Simak bagan
proses pembentukan kata berpakaian berikut: Ber + Pakai + an
o
Bentuk turunan reduplikasi, seperti terdapat pada kata berlari (bentuk dasar lari-lari),
berkeluh-kesah (bentuk dasar keluh-kesah) dan berilmu-pengetahuan
(bentuk dasar ilmu-pengetahuan).
o
Bentuk turunan hasil komposisi, seperti terdapat pada kata berjual beli (bentuk
dasar jual beli), bertemu muka (bentuk dasar temu muka),
dan bergunung api (bentuk dasar gunung api).
Makna
grmatikal Berprefiks Ber-
|
Proses
|
Contoh
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mempunyai
(dasar) ′ atau ′ada (dasar)nya′
|
Apabila bentuk dasarnya mempunyai
komponen makna (+ benda), (+ umum), (+milik) dan atau (+ bagian).
|
Be Berjendela ′ada jendelanya′.
|
Verba berprefiks ber- memiliki
makna gramatikal ′memakai′ atau ′mengenakan′
|
Apabila bentuk dasarnya mempunyai
komponen makna (+ pakaian) atau (+ perhiasan).
|
Be Berkebaya ′memakai kebaya′.
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal
′mengendarai′, ′menumpang′, atau ′naik′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ kendaraan).
|
B Berkuda ′naik kuda′.
|
4
Verba berprefiks ber- memiliki
makna gramatikal ′berisi′ atau ′mengandung′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ benda), (+dalaman), (+ kandungan).
|
-
beracun ′mengandung racun′.
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal
′mengeluarkan atau menghasilkan’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ benda), (+ hasil), atau (+ keluar).
|
- berproduksi ′menghasilkan produksi′.
|
.6
Verba berprefiks ber- memiliki
makna gramatikal ′mengusahakan′ atau ′mengupayakan′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ bidang usaha).
|
- beternak ′mengusahakan ternak′.
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′melakukan
kegiatan′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ benda) dan (+ kegiatan).
|
Be Berdebat ′melakukan debat′.
|
.8
Verba berprefiks ber- memiliki
makna gramatikal ′mengalami′ atau ′berada dalam keadaan′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+
perasaan batin).
|
-
bergembira ′dalam keadaan
gembira′.
|
9
Verba berprefiks ber- memiliki
makna gramatikal ′menyebut′ atau ′menyapa′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+
kerabat) dan (+ sapaan).
|
berabang ′memanggil abang
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal
′kumpulan′ atau ′kelompok′
-
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ jumlah)
atau (+ hitungan)
|
Be Berdua ′kumpulan dari dua (orang)′.
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal
′memberi′
-
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ benda)
dan (+ berian). Simak contoh berikut:
|
Be Bersedekah ′memberi sedekah′.
|
·
Verba berkonfiks dan berklofiks Ber-an
Verba berbentuk ber-an
seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam
proses pembentukan. Pertama, yang berupa konfiks, artinya prefiks
ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada
sebuah bentuk dasar. Kedua, yang berupa klofiks artinya prefiks
ber- dan sufiks –an itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada
sebuah dasar. Dalam hal ini pada bentuk dasar, mula-mula diimbuhkan sufiks
–an baru kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-. Kalau bentuk bermunculan
di atas kita ambil sebagai contoh verba berkonfiks dan bentuk berpakaian
sebagai contoh verba berklofiks, maka bagan proses pembentukannya adalah
sebagai berikut: Ber + Muncul +
an
Makna gramatikal berkonfiks dan berklofiks Ber-an
|
Proses
|
Contoh
|
1 Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal
′banyak serta tidak teratur′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ tindakan), (+ sasaran), dan (+ gerak).
|
- berlarian ′banyak yang berlari dan tidak teratur′.
|
Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal
′saling′ atau ′berbalasan′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ tindakan), (+ sasaran), dan (+ gerak)
|
beBer rmusuhan ′saling memusuhi′.
|
Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal
′saling berada di′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ benda), (+ letak), (+ tempat).
|
-
bersebelahan ′saling berada di
sebelah′.
|
·
Verba berklofiks Ber-kan
Verba
berklofiks ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk dasar
diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan.
Misalnya mula-mula pada kata dasar senjata diimbuhkan prefiks ber-
menjadi bersenjata, lalu pada kata bersenjata diimbuhkan pula
sufiks –kan sehingga menjadi bersenjatakan.
Simak
bagan berikut:
Ber Senjata kan
![]() |
Prefiks ber- dan sufiks –kan
pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing, di mana prefiks ber-
memiliki makna gramatikal seperti pada subbab 1, ssedangkan sufiks –kan
memiliki makna gramatikal ′akan′. Perhatikan beberapa contoh berikut:
bersenjatakan
′menggunakan senjata akan (clurit) ′.
berisikan
′mempunyai isi akan (air)’.
Bermodalkan
Beristrikan
Bersuamikan
Bertatahkan
Berkalungkan
Bermenantukan
Berdalilkan
Beralaskan
Berasaskan
Berdasarkan Bercorakkan
|
·
Verba bersufik -kan
Dalam
prosesnya, sufiks –kan, bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna
(+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang
berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks –kan akan membentuk
pangkal (stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif. Verba
bersufiks –kan digunakan dalam
o
kalimat imperatif.
Contoh: lemparkan bola itu ke sini!
o
kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku +
verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan.
Contoh: rumah itu baru kami dirikan.
o
keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + (aspek) + pelaku + verba.
Contoh: uang yang baru kami terima sudah habis lagi.
Makna gramatikal bersufiks
-kan
|
Proses
|
Contoh
|
Verba
Bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ′menjadi′
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan) atau (+ sifat khas).
|
tenangkan,
artinya ′jadikan tenang′.
|
Verba Bersufiks –kan memiliki makna
gramatikal ′jadikan berada di′
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tempat) atau (+ arah).
|
daratkan,
artinya ′jadikan berada di darat′.
|
Verba Bersufiks –kan memiliki
makna gramatikal ′lakukan untuk orang lain′
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).
|
bacakan,
artinya ′lakukan baca untuk (orang lain)
|
Verba Bersufiks –kan memiliki
makna gramatikal ′lakukan akan′
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).
|
kabulkan,
artinya ′lakukan kabul akan′.
|
Verba Bersufiks –kan memiliki
makna gramatikal ′bawa masuk ke′
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ ruang).
|
guGudangkan, artinya ′bawa masuk
ke gudang′.
|
·
Verba bersufiks –i
Verba
bersufiks –i adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem)
dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks –i digunakan dalam:
o
kalimat imperatif.
Contoh: tolong gulai teh ini!
o
kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku +
verba, dan subjeknya menjadi sasaran perbuatan. Contoh: kemarin beliau sudah kami hubungi.
o
keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + (aspek) + pelaku + verba.
Contoh: desa yang akan kita kunjungi berada di balik bukit itu.
Makna grmatikal bersufiks
-i
|
Proses
|
Contoh
|
Verba bersufiks –i memiliki makna
gramatikal ′berulang kali′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).
|
- pukuli, artinya ′pekerjaan pukul dilakukan berulang kali′.
|
V Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ′tempat′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ tempat).
|
-
jalani, artinya ′lakukan jalan di
... ′.
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ sikap batin) atau (+ emosi).
|
-
takuti, artinya ′merasa takut
pada′.
|
|
Verba
bersufiks –i memiliki mamakna gramatikal ′beri atau bubbubuh pada’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ bahan berian).
|
naNasihati, artinya ′beri nasihat pada′.
|
5 Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ′sebabkan
atau jadikan′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ keadaan) atau (+ sifat).
|
Le Lengkapi, artinya ′jadikan lengkap′.
|
. Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ′lakukan
pada′
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ tempat).
|
-
tulisi, artinya ′lakukan tulis
pada′.
|
·
Verba berkonfiks per-
Verba berprefiks per- adalah verba
yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba berprefiks per- dapat
digunakan dalam :
o
Kalimat imperative. Contohnya:
persingkat bicaramu!
o
Kalimat pasif yang berpola (aspek)+ pelaku + verba. Contohnya: masjid ini akan kami perluas kearah timur.
o
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola yang
+aspek+ pelaku+ verba. Contohnya
: mobil yang belum lama kami perbaiki mogok lagi.
Makna gramatikal per-
|
proses
|
Contoh
|
Verba berprefiks per- memiliki
makna gramatikal “jadikan lebih”
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna(+ keadaan) atau (+situasi)
|
Perlebar, artinya “jadikan lebih
lebar”
|
Verba berprefiks per- memiliki
makna gramatikal “anggap sebagai” atau “jadikan”
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+sifat khas)
|
Peristri, artinya “jadikan istri”
|
Verba prefiks per- memiliki makna
gramatikal “bagi”
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+jumlah) atau (+bilangan)
|
Perdua, artinya “bagi dua”
|
·
Verba berkonfiks per-kan
Verba berkonfiks per-kan adalah
verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks
me-, berprefiks di-, atau ber berprfiks ter-). Verba konfiks per-kan digunakan
dalam :
o
kalimat imperative. Contoh
: persiapkan dulu bahan-bahannya!
o
Kalimat pasif yang predikatnya berpola (aspek) + pelaku + verba. Contoh : masalah itu akan kami pertanyakan lagi.
o
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola yang
+ (aspek) + pelaku. Contoh: tarian yang sudah mereka
pertunjukkan akan diulang lagi.
Makna gramatikal per-kan
|
Contoh
|
Verba berkonfiks per-kan memiliki makna
gramatikal “jadikan bahan per-an”
|
Pertanyakan, artinya “jadikan
bahan pertanyaan”
|
Verba berkonfiks per-kan memiliki
makna gramatikal “lakukan supaya (dasar)”.
|
Persamakan, artinya “lakukan
supaya sama”
|
Verba berkonfiks per-kan memiliki
makna gramatikal “jadikan me-“
|
Perlihatkan, artinya “jadikan
(orang lain) melihat”
|
Verba berkonfiks per-kan memiliki
makna gramatikal “jadikan ber-“
|
Pertemukan, artinya “jadikan
bertemu”
|
·
Verba berkonfiks per-i
Verba berkonfiks per-I adalah verba
yang dapat menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-
inflektif, di- inflektif atau ter- inflektif). Verba berkonfiks per-kan
digunakan dalam:
o
Kalimat imperative. Contoh : perbaiki dulu sepeda ini!. Pergauilah istrimu dengan
baik!
o
Kalimat pasif yang predikatnya berpola aspek + pelaku+ verba . Contoh : mobil itu
baru kita naiki.
o
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola yang
+ aspek + pelaku + verba. Contoh : rumah
yang baru kamu perbaiki terkena gempa.
Jenis
|
Contoh
|
Verba berkonfiks per-I memiliki
gramatikal “lakukan supaya jadi”
|
Perbaiki, artinya “lakukan supaya
jadi lengkap”
|
Verba berkonfiks per-I memiliki
makna gramatikal “lakukan (dasar) pada objeknya”
|
Perlindungi, artinya “lakukan
lindungi pada objeknya”
|
·
Verba berprefiks me-
Bentuk atau alomorf me-digunakan
apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem r,l,w,y,m,n,ny,g. sedangkan bentuk mem digunakan saat fonem b,p,f,v. (semua terwujud selain fonem p). dengan catatan fonem p tidak dapat diluluhkan contoh : mempesonakan
> memesonakan
Alomorf me-
|
Alomorf mem-
|
Merakit
Melekar
Mewarisi
Meyakini
Memerah
Menanti
Menyanyi
menganga
|
Membina
Memfitnah
Memvitaminkan
Memotong
|
Perlu dibedakan adanya dua macam
prefiks me- yaitu prefiks me- inflektif dan prefiks me- derivatife. Bedanya
keduannya prefiks me- inflektif secara gramatikal dapat diganti dengan prefiks
di- inflektif atau prefiks ter- inflektif. Sedangkan prefiks me- tidak dpaat
diganti dengan prefiks di- maupun prefiks ter-.
Jenis
|
pengertian
|
Contoh
|
Contoh dari
|
Verba berprefiks me- inflektif
|
Bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+tindakan) dan (+sasaran). Jadi bentuk dasar dalam pembentukan verba
inflektif, disamping berbentuk morfem dasar termasuk verba sufiks kan-, -I, per-, per-kan, per-i.
|
Membaca
Melupakan
Merestui
Memperpanjang
Mempergunakan
mempergauli
|
|
Verba berprefiks me- derivative
|
Verba me- yang memiliki makna
gramatikal
|
1.makan, minum, mengisap
2.mengeluarkan
3.menjadi
4. menjadi seperti
5.menuju
6.memperingati
|
1. menyate, artinya “makan sate”
2. mengeong, artinya “mengeluarkan
bunyi meong”
3. menguning, artinya “menjadi
kuning”
4. membatu, artinya “menjadi
eperti batu”
5. menepi, artinya “menuju tepi”
6. meniga hari,
artinya”memperingati hari ketiga (kematian)”
|
·
Verba berprefiks di-
Memiliki dua macam verba berprefiks di- yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba berprefiks di- derivative.
Verba berprefiks di- inflektif
|
Verba pasif, tindakan dari verba
berprefiks me- inflektif. Maka makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk
aktif verba berprefiks me- inflektif.
|
Verba berprefiks di- derivatif
|
Sejauh data yang diperoleh hanya
ada kata dimaksud, tidak ada kata
lain.
|
·
Verba berprefiks ter-
Terdapat dua macam verba berprefiks
ter- yaitu verba berprefiks ter- inflektif dan verba berprefiks ter-derivatif.
Jenis
|
Pengertian
|
Contoh
|
Contoh dari
|
Verba berprefiks ter- inflektif
|
Adalah verba berprefiks me-
inflektif makna gramatikal verba berprefiks ter- inflektif, selain sebagai
kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif
|
1.dapat/sanggup/tindakan
2.tidak sengaja
3.sudah terjadi
|
1.Terangkat, artinya “dapat
diangkat”
2. terbawa, artinya “tidak sengaja
dibawa”
3.tertabrak, artinya “sudah
terjadi (tabrak)”
|
Verba berprefiks ter- derivative
|
Verba yang memiliki makna
gramatikal
|
1.paling
2.dalam keadaan
3.terjadi dengan tiba-tiba
|
1.terbaik, artinya “paling baik”
2.tergeletak, artinya dalam
keadaan tergeletak”
3. teringat, artinya “tiba-tiba
ingat”
|
·
Verba berprefiks ke-
Verba berprefiks ke- digunakan dalam bahasa ragam tidak
baku. Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter-. Jadi. Bentuknya sebagai berikut :
Kebaca
Ketipu
Ketabrak
Kebawa
Ketangkap
|
Sepadan
dengan
|
Terbaca
Tertipu
Tertabrak
Terbawa
Tertangkap
|
Makna gramatikal
yang dimiliki
![]() |
(1)
Tidak sengaja (2) dapat di (3)
Kena (dasar)
·
Verba berkonfiks ke-an
Verba berkonfiks ke-an memiliki dua
macam yaitu konfiks ke-an yang
membentuk verba dan konfinks ke-an yang
membentuk nomina. Verba berkonfiks ke-an termasuk
verba pasif yang tidak dapat dikembalikan ke dalam verba aktif, seperti verba
pasif di- dan verba pasif ter-. Makna gramatikal yang dimilikinya adalah:
(1) terkena, menderita atau mengalami. (2) agak bersifat.
Ø
Verba berkonfiks ke-an memiliki makna
gramatikal ′terkena, menderita, mengalami (dasar) ′ apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+ peristiwa alam) atau (+ hal yang tidak enak).
Contoh:
kebanjiran, artinya ′terkena banjir′.
kedinginan, artinya ′menderita dingin′.
Ø
Verba berkonfiks ke-an memiliki
makna gramatikal ′agak (dasar)′ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+ warna). Contoh:
Kehijauan, artinya “agak hijau”. kebiruan, artinya “agak biru”.
Perlu dicatat, di dalam pemakaian
lazim disertai dengan nama warna lain di depannya dan bentuk reduplikasi.
Contoh:
Hijau kekuningan atau hijau kekuninga. biru kemerahan atau
biru kemerah-merahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar