Rabu, 18 Januari 2017

Reduplikasi



REDUPLIKASI
CHAER, (2006:287) mengatakan Reduplikasi adalah bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan.    Keraf, (1991:149) mendefinisikan bentuk ulang (reduplikasi) sebagai sebuah bentuk gramatikal yang berwujud penggandaan sebagian atau seluruh bentuk dasar sebuah kata. Soepeno, (1982:20) berpendapat Reduplikasi ialah kata hasil perulangan bentuk dasar baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.  Solichi, (1996:9) berpendapat bahwa reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun bagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan disebut kata ulang satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Harimurti Kridalaksana,  (2007) juga berpendapat Reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem maupun tidak, contohnya lari-lari. Menurut masnur muslich, (1990:48) reduplikasi adalah peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar., baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak, contohnya gunung-gunung. Soedjito, (1995:109) juga mengemukakan bahwa reduplikasi adalah  pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun bagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak, contohnya sakit-sakit. Hasan Alwi, (2003) mengatakan reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau unsure kata, contohnya sayur-mayur. Menurut M. Ramlan, (2009:65) reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi maupun tidak, contohnya Rumah-rumah. Menurut KBBI, (2008:1153) reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah. 
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar atau unsur kata pengulangan satuan gramatikal.
1.      Pengantar
Reduplikasi atau pengulangan bentuk kesatuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahsa didunia ini Abdul Chaer, (2008:178). Perhatikan table dibawah ini:
Bentuk kata berbagai daerah
Contoh
Bahasa dikepulauan marshall (daerah pasifik)
Kata takin ‘kaos kaki’ direduplikasikan menjadi takinkin ‘memakai kaos kaki’.
Bahasa moru (papua nugini)
Kata tau ‘orang laki-laki’ direduplikasikan menjadi tatau ‘banyak orang laki-laki’
Bahasa afrika selatan
Kata amper ‘dekat’ direduplikasikan menjadi maper-amper ‘sangat dekat’


2.      Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologi berlangsung dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar Abdul Chaer, (2008:179). Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonologis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal. Contoh bentuk-bentuk reduplikasi fonologis adalah sebagai berikut :
Contoh
Penjelasan
1)      Kaku, dada, pipi, cincin, sisi.
Bentuk-bentuk tersebut ‘bukan’ berasal dari ku, da. Pi, cin dan si. Jadi, bentuk-bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bumyi kedua suku katanya sama.
2)      Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai, ani-ani.
Bentuk ini jelas sebagai betuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, ‘bentuk’ dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri. Karna didalam bahasa Indonesia tidak ada akar foya, tubi, dsb
3)      Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde, rama-rama.
Bentuk-bentuk ini juga jelas sbgai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal.
4)      Mondar-mandir, luntang-lantung, lunggang-langgung, kocar-kacir, teka-teki.
Entuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya pun hanyalah mekna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut kata ulang semu.  (Alisyahbana, 1953:179)

3.      Reduplikasi sintaksis
Pengertian
Contoh
Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah ‘ulangan kata’ bukan ‘kata ulang’.
a.       Suaminya benar-benar jantan
b.      Jangan-jangan kau dekati pemuda itu
c.       Jauh jauh sekali negeri ini yang akan kita datangi
d.      Kta beliau ‘tenang tenang, jangan panik’ Abdul Chaer, (2008:179).
Bentuk-bentuk reduplikasi sintaksis memiliki ikatan yang cukup longgar sehingga kedua unsurnya emmiliki potensi untuk dipisahkan.
a.       Jangan kau dekati pemuda itu, jangan
b.      Benar suaminya bnear jantan
c.       Panas memang panasa rasa hatiku Abdul Chaer, (2008:180)
Reduplikasi sintaksis ini memiliki makna ‘menegaskan’ atau ‘menguatkan’. Dalam hal ni termasuk juga redplikasi yang dilakukan terhadap sejumlah kata ganti orang (pronominal personal).
a.       Yang kita datangi ternyata dia dia juga
b.      Mereka mereka memang sengaja tidak diundang
c.       Kita kita ini memang termasuk orag yangtidak setuju dengan beliau.
Reduplikasi sintaksis termasuk juga yang tidak termasuk terhadap akar yang menyatakan waktu.
a.       Besok besok kamu boleh dating kesini
b.      Dalam minggu minggu ini kabarnya beliau akan datang .
4.      Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantic adalah pengulangan ‘makna’ yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Contohnya ilmu pengetahuan, alim ulama, cerdik cendikia. Lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama, begitu juga dengan contoh yang tadi. Yang termasuk kedalam bentuk ini adalah bentuk-bentuk seperti segar bugar, muda belia, tua renta, gelap gulita, kering mersik. Namun, bentuk-bentuk sepert ini dalam berbagai buku tata bahasa dimasukkan dalam kelompok reduplikasi berubah bunyi (dwilingga salin swara). Memang bentuk segar bugar perubahan bunyinya masih bisa dikenali, tetapi bentuk muda belia dan kering mersik tidak tampak sama sekali bahwa unsure pertama berasal dari unsurbkedua atau sebaliknya Abdul Chaer, (2008:180).

5.      Reduplikasi Morfologis
Menurut Abdul Chaer, (2008:181) Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
a.      Pengulangan akar
Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tga macam proses yaitu :
Bentuk dasar pengulangan akar
pengertian
Contoh
Pengulangan utuh
Bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentukfisik dari akar itu
Meja-meja (bentuk dasar meja)
Pengulangan sebagian
Yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya saja (dalam hal ini suku awal kata) disertai dengan ‘pelemahan’ bunyi.
Leluhur (bentuk dasar luhur)
Pengulangan dengan perubahan bunyi
Bentuk dasar itu diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi, yang berbah bisa bunyi vokelnya dan bisa pula bunyi konsonannya.
Bolak-balik
Sayur-mayur
Serba-serbi
Pengulangan dengan infiks
Sebuah akar diulang tetapi diberi infiks pada unsure ulangnya.
Turun-temurun
Tali-temali Abdul Chaer, (2008:181)
b.      Pengulangan dasar berafiks
macam proses afiksasi dan reduplikasi Menurut Abdul Chaer, (2008:182).
Pertama, sebuah akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang atau direduplikasi. Contohnya : pada akar lihat mula-mula diberi prefiks me- menjadi melihat. Kemudia baru diulang menjadi melihat-lihat.
Kedua, sebuah akar direduplikasikan dulu, baru kemudian diberi afiks. Contohnya: akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan.
Ketiga, sebuah akar dieri afiks dan diulang secara bersamaan, contohnya: pada akar minggu diberi prefiks ber- dan proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk berminggu-minggu.
·         Akar berprefiks ber-
Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber- lalu dilakukan pengulangan sebgagian ynag hanya akarnya saja. Contoh : Berlari-lari (dari ber+lari)
Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Contoh: Berhari-hari, bermeter-meter Abdul Chaer, (2008:183.
·         Akar berprefiks me-
Akar berprefiks me- seperti pada kata menenbak direduplikasikan hanya akarnya saja, ada dua cara yakni pertama bersifat progresif (pengulangan kearah depan atau kearah kana. Dan kedua regresif (pengulangan belakang atau kearah kiri. Contoh: Menembak-nembak (dasar menembak) => tembak-menembak (dasar menembak Abdul Chaer, (2008:184).
·         Akar berklofiks me-kan
Akar berklofiks me-kam seperti pada kata membedakan, membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya saja.
o Membeda-bedakan (dari membedakan)
o Membesar-besarkan (dari membesarkan)
o Melebih-lebihkan (dari melebihkan) Abdul Chaer, (2008:185).
·         Akar berklofik me-i
Akar berklofiks me-I seperti pada kata menulisidan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya.
o Menulis-nulisi (dari menulisi)
o Mengurang-ngurangi (dari mengurangi) Abdul Chaer, (2008:185).
·         Akar berprefiks pe-
Akar berprefiks pe- seperti pada kata pemuda, Pembina, dan pembaca direduplikasikan secara utuh.
o  Pemuda-pemuda, Pembina-pembina, pembaca-pembaca Abdul Chaer, (2008:185).
·         Akar berkonfiks pe-an
Akar berkonfiks pe-an sperti pada kata pembangunan dan penjelasan direduplikasikan secara utuh, contoh:
o Pembangunan-pembangunan, penjelasan-penjelasan Abdul Chaer, (2008:186).
·         Akar berklofiks per-an
Akar berklofiks per-an seperti pada kata peratuan, perindustrian, perdebatan direduplikasikan harus secara utuh. Contoh :
o Peraturan-peraturan, perindustrian-perindustrian, perdebatan-perdebatan Abdul Chaer, (2008:186).
·         Akar besufiks –an
Ada dua cara untuk mereduplikasikan sufiks -an. Pertama : dengan mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an itu,  contoh: bangunan-bangunan. Kedua: mengulang akarnya saja yang sekaligus disertai dengan pengulangannya. Contoh : obat-obatan.
·         Akar berprefiks se-
Ada dua cara untuk mereduplikasikan prefiks se-. Pertama : dengan mengulang secara utuh,  contoh:sedikit-sedikit. Kedua: mengulang akarnya saja. Contoh : sekali-kali.
·         Akar berprefiks ter-
Akar berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum, dan tertawa direduplikasikan hanya akarnya saja. Contoh :
o Terbawa-bawa, tersenyum-senyum, tertawa-tawa.
·         Akar berkonfiks se-nya
Akar berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya, sebaiknya dan sedapatnya direduplikasikan hanya akarnya saja. Contoh:
o Secepat-cepatnya, sebaik-baiknya, sedapat-dapatnya.
·         Akar berkonfiks ke-an
Akar berkonfiks ke-an  seperti pada kata keraguan, kemarahan, kebiruan direduplikasikan hanya akarnya saja. Sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk pengulangan itu. Contoh:
o Keragu-raguan, kemerah-merahan, kebiru-biruan.
·         Akar berkonfiks (-em, el-, -er, -m-)
Akar berinfiks direduplikasikan seklaigus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi, proses ini tampaknya tidak produktif. Contoh:
o Tali-temali, sinar-seminar, getar-geletar, sambung-sinambung, patuk-pelatuk.

c.       reduplikasi kompositum
kompositum, gabungan kata, kata majemuk atau entah apa lagi namanya secara umum dapat dibedakan (A) yang kedua unsurnya derajat, seperti tua muda, ayam itik dan tikar bantal. (B) yang kedua unsurnya tidak sederajat seperti rumah sakit, surat kabar, dank eras kepala. Reduplikasi terhadap dasar kompositu dilakukan dalam dua cara. Pertama dilakukan secara utuh dan kedua dilakukan secara sebagian Abdul Chaer, (2008:189).

6.      Reduplikasi Dasar Nomina
Menurut Abdul Chaer, (2008:191) Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an, dan berupa gabungan kata.
Reduplikasi makna gramatikal Dasar Nomina
Proses
Contoh
1.      Dasar nomina, baik berupa akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an, dan berupa gabungan kata.
Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ kalau memiliki komponen makna (+terhitung).
Pemda akan menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu.
2.      Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan bermacam-macam’.
Apabila memiliki komponen makna (+berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an.
Indonesia akan mengirim obat-obatan ke libanon.
3.      Dasar nomina, khususnya dalam bentuk dasar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan ukuran tertentu’.
Apabila memiliki komponen makna (+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian prefiks ber-.
Kami sudah berhari-hari belum makan.
4.      Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai’ atau ‘seperti’.
Apabila memiliki komponen makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu). Dalam hal ini pengulangan itu dilakukan disertai dnegan pemberian sufiks –an.
Anak laki-laki suka bermain perang-perangan.
5.      Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’.
Apabila memiliki komponen makna (+saat). Dalam hal ini perulangan ini dilakukan dengan perulangan utuh.
Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja  Abdul Chaer, (2008:193).

7.      Reduplikasi Dasar Verba
Secara morfologis verba dapat berbentuk akar, berprefiks er-, beronfiks ber-an, berprefiks me- inflektif dan derivatif, berprefiks di- derivative, berprefiks ter- inflektif dan derivative, berkonfiks me-kaninflektif, berklofiks di-kan inflektif, berkonfiks me-I inflektif, berklofiks di-I inflektif, berklofiks ter-I inflektif, berprefiks ter- inflektif dan derivative, berprefiks ke- dan berkronfiks ke-an. Namun, tidak semua bentuk verba dapat direduplikasikan karena tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi bentuk dasar itu Abdul Chaer, (2008:194).
Makna Reduplikasi Dasar Verba
Proses
Contoh
1.      Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikan ‘kejadian (tindakan) berulang kali’
Apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi ).
Dari tadi beliau marah-marah terus
2.      Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’.
Apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+durasi).
Kami berjalan-jalan mengelilingi kebun raya bogor.
3.      Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘berbalasan’.
Apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi).
Sikut-menyikut sesame mereka sudah biasa.
4.      Dasar verba apabila diredulikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan (dasar)’.
Apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (durasi).
Mari kita duduk-duduk di taman depan
5.      Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hal me ….’
Apabila dasar itu memiliki makna (+tindakan) dan (+durasi) serta dalam bentuk reduplikasi berprefiks me- regresif
Menerima pekerjaan ketik-mengetik
6.      Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘begitu (dasar)’
Apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+saat)
Rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang minta makan Abdul Chaer, (2008:196).

8.      Reduplikasi Dasar Ajektiva
 sebagai bentuk dasar dalam proses reduplikasi dapat berupa akar seperti merah, tinggi. Dapat berupa kata turunan ke-an seperti kemerahan dan kehijauhan. Dan berupa kata gabung seperti merah delima, kuning telur. Namun yang paling lazim direduplikasikan adalah bentuk dasar akar Abdul Chaer, (2008:196).
Reduplikasi makna gramatikal Dasar Ajektiva
Proses
Contoh
1.      Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘banyak yang dasar’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran).
Rumah didaerah itu bagus-bagus
2.      Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘se (dasar) mungkin’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran).
Buang jauh-jauh pikiran seperti itu
3.      Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘hanya yang (dasar)’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)
Ambil yang baik-baik, tinggalkan yang buruk-buruk
4.       Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sedikit bersifat  (dasar)’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+warna)
Warna bajunya putih kehijau-hijauan
5.      Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘meskipun  (dasar)’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+sikap)
Jauh-jauh saya datang, tetapi orangnya tidak ada
6.      Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sama (dasar) dengan’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)
Daunnya selebar-lebar telinga gajah
7.      Dasar ajektiva bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘insensitas’.
Apabila bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)
Dia memang sengaja menjelek-jelekkan nama kita Abdul Chaer, (2008:199)

9.      Reduplikasi Kelas Kata Tertutup
            Kelas tertutup adalah kata-kata yang keanggotaannya sukar bertambah atau berkurang, dan jumlah keanggotaannya relative terbatas. Menurut Abdul Chaer, (2008:199) yang termasuk kelas tertutup adalah kata-kata yang termasuk dalam kelas adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi, artikulus, interjeksi. Berikut ini penjelasaannya!

a.       Reduplikasi dasar Adverbia Negasi
            Kosa kata adveebia negasi adalah bukan, tidak, tak dan tiada. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak. Bentuk tak dan tiada tidak terlibat dalam prose situ, contohnya:
·         Disini kamu jangan bicara yang bukan-bukan
·         Disini kamu jangan bicara yang tidak-tidak
Dari contoh tersebut tampak bahwa bentuk reduplikasi bukan-bukan dan tidak-tidak mempunyai distribusi yang sama alias saling dapat dipertukarkan. Dari segi semantic kalimat 1 dan 2 menyatakan sesuatu yang bukan harus dibicarakan atau yang tidak harus dibicarakan.
b.      Reduplikasi dasar adverbial Larangan
Kosakata adverbial laragan adalah jangan dan tidak boleh, yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah akar jangan seperti tampak dalam kalimat:
·         Hari ini dia tidak masuk sekolah, kemarin dia juga tidak masuk, jangan-jangan dia sakit.
·         Mari kita segera pulang, jangan-janga ayah sudah dirumah.
Dari contoh tersebut tampak bahwa bentuk reduplikasi jangan-jangan tidak lagi berkenaan dengan ‘larangan’, melainkan telah berubah menjadi konjungsi intrakalimat yang menyatakan rasa khawatir.

c.       Reduplikasi dasar adverbia kala
Kosakata adverbial kala adalah kata-kata sudah dan telah untuk menyatakan kata lampau; sedang, tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini; akan dan mau untuk menyatakan kala yang akan datang. Lihatlah kalimat dibawah ini.
·         Kalau mengingat yang sudah-sudah kami memang kasihan kepadanya
·         Kerjanya hanya mengumpulkan harta seakan-akan dia bisa hidup selamanya
Bentuk yang sudah-sudah pada kalimat 1 memiliki makna ‘segala peristiwa atau kejadian yang pernah dialami’, sedangkan makna seakan-akan pada kalimat 2 sama dengan seolah-olah.



d.      Reduplikasi dasar adverbial keharusan
Kosakata adverbial keharusan adalah barangkali, kal dan mungkin yang menyatakan keharusan; mau ingin dan hendak yang menyatakan keinginan; dan boleh yang menyatakan kebolehan. Contoh pada kalimat berikut:
·         Mari kita singgah ke rumah beliau, kali-kali saja beliau ada dirumah
·         Jangan bekerja semau-maunya saja
·         Boleh-boleh saja kalu anda mengajukan usul itu
Kata kali-kali (yang sebenarnya bentuk singkat dari barangkali) memiliki makna yang sama dengan ‘barangkali’; kata semau-maunya (memiliki makna semau kemauan sendiri); dan kata boleh-boleh memiliki makna ‘boleh saja’.

e.       Reduplikais dasar adverbial jumlah
Kosakata adverbial jumlah adalah banyak, sedikit, lebih, lebih, kurang, dan cukup. Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi. Seperti:
·         Setelah diberi gula harus diberi air banyak-banyak
·         Jumlah peserta sebanyak-banyaknya hanya 100 orang
·         Beri dia minum sedikit-sedikit
·         Sumbangan sedikit-dikitnya sepuluh ribu rupiah
Makna banyak-banyak pada kalimat 1 adalah ‘banyak sehingga tidak kurang’ dalam sebanyak-banyaknya pada kalimat 2 adalah ‘sebnayak yang dapat diikutsertakan’. Makna sedikit-sedikit pada kalimat 3 adalah ‘sedikit demi sedikit’ dan sedikit-sedikit pada kalimat 4 adalah ‘paling sedikit (sepuluh ribu rupiah)’.

f.       Reduplikasi dasar adverbial taraf
Kosakata adverbial taraf adalah agak, sangat, amat, sekali, sedang, dan paling. Yang terlibat hanya agak dan paling. Contoh:
·         Harus dihitung yang benar, jangan mengagak-agak saja
·         Harganya paling-paling seribu rupiah
Makna mengagak-agak pada kalimat 1 adalah mengira-ngira, dengan didalam kalimat 2 bermakna ‘yang paling mahal atau yang paling murah (seribu rupiah).

g.      Reduplikasi dasar adverbial frekuensi
Kosakata adverbial frekuensi adalah sekali, jarang, sering, dan lagi. Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi.
·         Sekali-sekali dia datang juga kesini
·         Jangan sekali-kali kau langgar peraturan itu
Makna sekali-sekali kalimat 1 adalah ‘(datang) tetapi jarang’, sedangkan makna kalimat 2 adalah ‘tidak pernah sama sekali’.

h.      Reduplikasi dasar Numeralia
Kosakata numeralia yang terlibat dalam proses reduplikasi adalah nama-nama bilangan bulat satu, dua, tiga, empat, lima, …. Seratus, seribu. Juga bilangan seperti sepertiga, setengah, seperempat, dan sebagainya. Contoh :
·         Anak-anak itu dibariskan dua-dua
·         Isikan lima-lima kedalam kantong-kantong ini
Sepertinya makna reduplikasi pada dasar bilangan adalah sama. Kata dua-dua pada kalimat 1 bermakna ‘ dua (orang) dua orang’, kata lima-lima pada kalimat 2 bermakna ‘ setiap kantong lima (buah)’.

i.        Reduplikasi dasar konjungsi koordinatif
Kosakata konjungsi koordinatif adalah dan yang menyatakan ‘gabungan’, serta yang menyatakan ‘kesertaan’, tetapi, namun dan melainkan yang menyatakan ‘kebalikan’, bahkan dan malah (An) yang menyatakan ‘penguatan’, kemudian, setelah, sesudah, dan lalu yang menyatakan ‘hubungan waktu’. Semuanya tidak ada yang yang terlibat dalam proses reduplikasi. Memang kata bentuk lalu-lalu seperti contoh dibawah ini:
·         Kita tidka perlu mengingat lagi kejadian yang lalu-lalu
Namun, lalu-lalu disini bukan berasal dari konjungsi koordinatif lalu.

j.        Reduplikasi dasar konjungsi suboordinatif
Kosakata konjungsi suboordinatif adalah karena, sebab, asal, dan lantaran yang menghubungkan menyatakan ‘sebab’, kalu, jiak, jikalau, andai, andaikata dan seandainya yang menghubungkan menyatakan ‘persyaratan’ dan sebagainya. Yang termasuk proses reduplikasi hanyalah kalau, andai, dan sampai. Contoh :
·         Mari kita kekebun, kalau-kalau ada durian jatuh
·         Kami Cuma berandai-andai, tidak memikirkan yang sebenarnya
·         Dia melakukan enyamaran dengan menggunakan kumis, sampai-sampai kami tidak mengenalinya.
Makna kalau-kalau pada kalimat 1 adalah menyatakan ‘kemungkinan yang diharapkan member keuntungan’. Makna berandai-andai pada kalimat 2 adalah ‘melakukan andai-andai’ artinya mengharapkan sesuatu tapi hanya menyatakan andaikata, tidak dengan usaha kerja. Makna sampai-samapi pada kalimat 3 bermakna menyatakan ‘akibat’ dari suatu
perbuatan Abdul Chaer, (2008:207).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar